• Breaking News

    Tempat Wisata Bandung Utara

    Taman Ganesha Bandung



    Taman Ganesha


    Adalah sebuah taman kota yang terletak di Jalan Ganesha – Bandung, persis di depan Kampus Institut Teknologi Bandung. Dari segi ukuran, taman ini tidak begitu luas namun sangat asri karena berbagai tumbuhan yang ada di taman dan sekitarnya. Taman dilengkapi dengan banyak tempat duduk yang dapat digunakan untuk refreshing khususnya di siang hari. Karena lokasinya tidak jauh dari Kebun Binatang Bandung, taman ini sering digunakan oleh para pengunjung kebun binatang untuk beristirahat bersama keluarga sambil menikmati makan siang.

    Di sekitar taman tumbuh pepohonan yang tinggi yang dihuni oleh beraneka ragam burung. Memang, kawasan Jalan Ganesha diperuntukkan bagi konservasi beraneka ragam burung sehingga tidak satu pun burung yang ada diperbolehkan untuk diburu.

    Bagi yang ingin berkuda sambil berkeliling taman, di sekitar taman terdapat banyak sekali penyewaan kuda. Bagi anak kecil dapat didampingi oleh sang pemilik kuda, atau bagi yang sudah berani berkuda sendiri dapat melakukannya tanpa didampingi sang pemilik kuda. Bagi keluarga yang ingin beramai-ramai menikmati taman dapat menyewa dokar yang dikendalikan oleh sang pemilik dokar. Hem .. seru bukan.





    Air Terjun Curug Dago


    Air Terjun Curug Dago

    Curug Dago yang terletak di Bandung Utara berada pada ketinggian 800 meter diatas permukaan laut. Tinggi air terjun mencapai 30 meter. Selain dapat menikmati keindahan air terjun, di Curug Dago juga kita dapat menyimak jejak sejarah Kerajaan Thailand. Tak jauh dari lokasi air terjun, terdapat dua prasasti batu tulis peninggalan sekitar tahun 1818 Masehi.
    Menurut para ahli sejarah, kedua prasasti tersebut konon merupakan peninggalan Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) yang pernah berkunjung ke Curug Dago. Untuk mencapai lokasi ini, bisa ditempuh berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan roda dua dari PLTA Bengkok. Setelah mencapai PLTA Bengkok, terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan sisi kiri dan kanan jeram berbatu hitam.
    Tepat berada di atas jembatan, terlihat pemandangan air terjun sejauh 10 meter ke bawah di sebelah kiri dan suara gemuruh air terjun sudah mulai terdengar. Lebatnya pepohonan yang berada di lokasi Curug Dago, membuat sinar matahari menembus sela-sela dedaunan dan menyinari tanah yang berlumut berada di bawah. Fenomena alam ini sangat indah untuk dinikmati. Semakin jauh berjalan menelusuri hutan yang lebat, suara gemuruh air terjun semakin keras terdengar.


    Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda



    Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda terletak di Desa Ciburial, Kecamatan Cicadas, serta Desa Langensari dan Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Peresmian sebagai hutan rekreasi dilakukan pada tanggal 23 Agustus 1965 berdasarkan SK Menteri Pertanian RI Nomor 575/Kpts/Um/1980.
    Kemudian dikeluarkan lagi SK Presiden RI Nomor 3 Tahun 1985. Pada tanggal 14 Januari 1985, bertepatan dengan peringatan hari kelahiran Ir. H. Djuanda, Presiden Soeharto meresmikan Taman Wisata Curug Dago menjadi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Sejak itu, kawasan tersebut ditingkatkan lagi fungsinya sebagai sarana pendidikan, penelitian, latihan dan penyuluhan di lapangan terbuka, penyediaan plasma nutfah sumber keturunan, sarana wisata alam, dan peredam banjir/erosi kota Bandung.
    Nama Djuanda dipilih sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan jasanya untuk bangsa Indonesia. Sebagaimana yang dicatat sejarah, pahlawan nasional kelahiran Tasikmalaya yang memiliki nama lengkap Djuanda Kartawidjaja ini termasuk salah satu aktor intelektual di balik peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Perdana Menteri di era Demokrasi Terpimpin.
    Luas THR Ir. Djuanda mencapai sekitar 527,03 hektar, yang membentang mulai dari kawasan lembah Cikapundung di Dago Pakar sampai ke Maribaya di kawasan lembah perbukitan Dago Utara. Kondisi alam yang demikian memberi ruang yang cukup bebas kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan di kawasan ini.
    Hutan di taman ini merupakan hutan sekunder dan hutan tanaman yang memiliki sekitar 2.500 jenis pohon yang termasuk dalam 40 familia dan 112 spesies. Pohon-pohon tersebut didatangkan dari berbagai negara dan daerah di Indonesia
    Koleksi flora kawasan ini kian lengkap saja dengan terdapatnya aneka jenis tumbuhan bawahnya yang terawat rapi, seperti teklan (Eupatorium odoratum), ekaliptus (Ecalyptus deglupta), mahoni (Switenia macrophylla), bungur (Lagerstruemia sp), saninten (Cartanopsis argentea), pasang (Quercus sp), damar (Agathis damara), dan waru gunung (Hibiscus similis).
    Di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, terdapat aneka satwa liar seperti musang (Paradoxunus hermaproditus), bajing (Callosciurus notatus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), burung kamata (Zoeteraps palpebrosus), perenjak Jawa (Lonchura leucogastroides), burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius), dan ayam hutan (Galus-galus banriva).
    Bagi pengunjung yang suka tantangan, di kawasan tersebut terdapat hiking area dengan jarak sekitar 5 kilometer sampai ke kawasan Maribaya.

    Bila bosan dengan wisata alamnya, pengunjung dapat mencoba suasana lain, seperti mengunjungi goa bekas terowongan air PLTA Bengkok yang pernah menjadi pusat komunikasi radio tentara Belanda, goa bekas benteng tentara Jepang dari serbuan tentara Belanda dan sekutu, atau mengunjungi museum yang berisi berbagai koleksi piagam dan medali penghargaan yang diraih Ir. H. Djuanda dari dalam dan luar negeri.
    Kawasan THR Ir. H. Djuanda berjarak sekitar 7 kilometer dari jantung kota Bandung. Kawasan tersebut dapat diakses menggunakan semua jenis kendaraan bermotor.
    Pengunjung yang menggunakaan kendaraan pribadi dapat langsung menuju lokasi. Pengunjung yang menggunakan angkutan umum, dapat naik angkutan kota jurusan Bandung-Terminal Dago. Dari Terminal Dago, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki, atau naik ojek menuju lokasi.
    Di kawasan THR Ir. H. Djuanda terdapat berbagai fasilitas pendukung, seperti pusat informasi pariwisata, areal parkir, jalan yang beraspal mulus menuju lokasi, MCK, dan shelter-shelter. Selain itu, di kawasan tersebut terdapat kafe terapung di atas kolam penampung air PLTA Bengkok.

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728